Perubahan psikologis pada remaja biasanya terjadi pada umur 10 hingga 18 tahun, dimana yang paling menonjol terlihat pada fisiknya. Secara emosional dan hubungan interaksi sosial juga terlihat berbeda dari biasanya. Saat terjadi perubahan tersebut, maka orang tua bisa mempersiapkan diri untuk semakin memahami anak.
Perubahan Psikologis Pada Remaja
Secara garis besar, anak yang sudah umur remaja ini akan memperlihatkan tingkat kemandirian dan tanggung jawabnya. Dilihat dari tingkah lakunya sehari-hari dan hubungan pertemanan yang dilakukannya. Maka dari itu, perlu support besar dari orangtua ketika anak mulai tumbuh remaja, begini perubahan yang terjadi:
1. Cenderung Memiliki Teman Sekelompok
Mulai usia remaja biasanya anak akan cenderung memiliki teman sekelompok dan merasa nyaman. Biasanya mereka akan saling berteman yang sesuai dengan lingkungannya atau berdasarkan hobi dan kecocokan. Jika diperhatikan misalnya saja remaja akan berkelompok dan saling kenal karena satu club bola, les private dan sebagainya.
Para remaja ini akan sangat senang berada di kelompoknya dan membuat lingkar pertemanan. Orangtua bisa mulai memantau tentang hubungan interaksi sosial ini agar bisa memberikan nilai positif. Juga bisa memantau kegiatan positif apa yang dilakukan bersama teman sekelompoknya tersebut.
2. Mulai Mencari Identitas Diri
Ketika mulai merasa beranjak dewasa maka akan terjadi perubahan psikologis pada remaja secara dominan. Remaja akan mulai mencari identitas dirinya, tentang siapa dirinya bagaimana memahami dirinya. Apa yang membuatnya nyaman dan tidak nyaman, apa yang disukainya dan sebagainya.
Disini peran orangtua bisa mendorong anak-anak ke hal yang positif untuk semakin mengenal diri sang anak. Biasakan untuk mengajak diskusi dan menanyakan hal-hal yang bersifat umum pada anak. Menjadi sahabat anak ketika fase pencarian identitas ini sangat penting, sehingga anak bisa percaya diri dan menjadi dirinya sendiri.
3. Peduli Penampilan dan Tubuhnya
Saat mulai remaja hal yang tampak terlihat terjadi yaitu anak mulai sangat peduli pada penampilannya. Misalnya saja perubahan hormon pada fisiknya, muncul jerawat, maka akan terasa tidak nyaman dan ingin tampil lebih baik. Atau tentang penampilan pakaian yang digunakan, ingin bermerk dan sesuai tren saat ini.
Perkembangan secara psikologis tersebut sangat wajar, dalam fase ini anak sedang memperhatikan dirinya dengan baik. Apalagi jika ada bagian tubuhnya yang berubah, seperti merasa gendut, tidak tampan, kurang cantik dan sebagainya. Maka tugas orangtua yaitu memberikan pengertian dan semangat kepada anak untuk percaya diri.
4. Memiliki Perubahan Mood yang Tidak Menentu
Adapun perubahan psikologis pada remaja yang lainnya yaitu terjadinya perubahan mood yang tidak menentu. Kadang anak remaja akan marah pada sesuatu hal yang sepele, kemudian kecewa pada sesuatu. Atau tiba-tiba merasa senang dengan kegiatan yang dilakukan juga bisa jadi mulai gelisah serta susah tidur.
Pada saat anak mulai pada fase perubahan mood ini maka bisa membantunya dengan memantau kegiatan anak. Orangtua juga bisa memberikan pengertian, mengarahkannya agar anak bisa mengendalikan perubahan moodnya setiap hari. Penting untuk anak remaja memahami perubahan emosionalnya yang terjadi agar tetap menghargai dirinya sendiri dan tetap bahagia.
5. Mulai Tertarik Pada Lawan Jenis
Yang paling menarik saat terjadinya fase remaja ini adalah ketertarikan dengan lawan jenis. Biasanya saat terjadi, orangtua sering melakukan intimidasi pada anak, akhirnya anak merasa nyaman dan cenderung tertutup. Maka sebaiknya orangtua memberikan pengertian tentang bagaimana menyikapi ketertarikan pada lawan jenis.
Pastinya ketertarikan dengan lawan jenis ini muncul juga dengan perubahan hormon dan fisik yang terjadi pada remaja. Maka dari itu, pentingnya pemahaman edukasi tentang pria dan wanita dibutuhkan oleh remaja. Agar nantinya remaja mampu memahami batasannya dan bisa menjaga diri.
6. Perhatian Besar Terhadap Keluarga
Perubahan psikologis pada remaja terjadi sangat wajar dan dialami secara alamiah oleh anak. Dimana mereka akan terlihat sangat perhatian pada keluarga, ingin dilihat sebagai sosok yang diandalkan oleh orangtua dan saudaranya. Maka dari itu, orangtua harus memberikan support terbaik pada anaknya dengan membalas perhatiannya.
Biasanya anak akan lebih peduli dan sangat ingin diperhatikan pula oleh keluarganya. Jangan sampai orang tua abai ketika anak sedang dalam masa ini, pasalnya jika orangtua abai, anak akan kecewa. Ketika anak kecewa dan tidak diperhatikan di keluarga justru cenderung mencari perhatian di luar rumah. Hal ini yang harus orangtua perhatikan agar membalas perhatian si anak secara penuh.
7. Mampu Mengerti Tanggung Jawab
Saat sudah remaja, anak juga mampu memahami apa tanggung jawabnya terhadap dirinya. Orangtua tinggal mengarahkan anak untuk bisa melakukan banyak hal positif dan memberikan banyak apresiasi. Tanggung Jawabnya di rumah, sekolah bahkan di lingkungan bisa dipahami anak dan mulai terlibat lebih banyak.
Remaja yang sudah paham akan tanggung jawabnya maka akan lebih mudah untuk berinteraksi dengan sesamanya. Selain itu pula, lebih mampu untuk mandiri dan percaya pada dirinya sendiri. Anak yang punya tanggung jawab besar ini akan mulai memperhatikan diri dan lingkungannya secara seimbang.
8. Memikirkan Masa Depan dan Tujuan Hidup
Perubahan psikologis pada remaja yang lainnya dan tampak terlihat yaitu memikirkan masa depannya. Hal ini berhubungan dengan cita-cita besar yang dimilikinya, mimpinya dan segala yang berhubungan dengan kesuksesan. Jika remaja sedang dalam fase ini, maka orang tua bisa memberikan arahan dan mulai mensupportnya sesuai dengan apa yang dibutuhkan anak.
Selain itu pula anak remaja akan mulai paham pada tujuan hidupnya dengan melihat apa yang dicita-citakan. Dalam hal ini, orang tua harus menjadi partner diskusi dan memberikan wawasan yang luas tentang apa yang berhubungan dengan cita-citanya. Mensupport anak dengan fasilitas yang dibutuhkan, dukungan hingga menjadi sahabat untuk mengantarkan anak mencapai tujuan.
9. Bersifat Terbuka dan Memperluas Pertemanan
Anak remaja saat ini mampu terbuka pada teman sebayanya dan mulai memperluas jejaring pertemanan. Orangtua bisa mengarahkan anak dengan kegiatan positif, menyarankan kelompok yang memberikan pengaruh baik. Juga bisa berdiskusi tentang teman-temannya dan lebih mengenal lingkungan pertemanan anak.
Biasanya lingkungan pertemanan dan semakin luas ini juga akan mempengaruhi perkembangan anak. Baik secara sikap bahkan pemikirannya karena jejaring pertemanan tersebut yang sering terjadi interaksi. Maka dari itu anak perlu percaya pada dirinya sendiri agar tidak terpengaruh pada lingkungan pertemanan tersebut.
10. Berani Ambil Resiko
Anak yang mulai beranjak remaja cenderung berpikir kritis dan semakin berani untuk ambil risiko. Remaja akan mencoba hal-hal baru, memiliki rasa penasaran yang tinggi dan mampu mengambil risiko yang dilakukannya. Disinilah orangtua bisa memberikan pemahaman yang baik juga bisa mengarahkan untuk hal-hal yang positif dilakukan anak.
Pasalnya anak yang berani ambil resiko terkadang tidak begitu paham apakah hal tersebut membahayakan. Maka dari itu, orangtua perlu mendukung, memahami anak dan melihat potensi yang dilakukan anak. Yang pasti nantinya anak bisa lebih melejit lagi dan menjadi dirinya sendiri dengan dukungan orangtua.
Dengan adanya pemahaman tentang perubahan psikologis pada remaja, maka orang tua bisa mengambil sikap. Atau setidaknya memantau perkembangan anak dengan baik dan menjadi sahabatnya. Anak yang sudah beranjak remaja ini berbeda dari masa sebelumnya, pasalnya anak ingin dianggap sejajar dengan orang dewasa. Maka dari itu, orang tua bisa jadi sahabat terbaik untuk anaknya.